1. Memenuhi Nutrisi Seimbang.
Penelitian menyebutkan, anak usia tiga tahun yang banyak mengonsumsi makanan tinggi gula dan makanan olahan (makanan yang sudah berubah dari bentuk awal) memililiki IQ yang lebih rendah dibandingkan yang mengikuti pola makan sehat seperti nasi, pasta, salad, ikan, buah dan sayuran. Saat sarapan pagi merupakan salah satu waktu makan untuk anak yang paling penting pada masa perkembangan. Anak yang sarapan setiap pagi terbukti memusatkan perhatian dan mampu mengingat lebih baik dibandingkan yang tidak sarapan.
Aktivitas
ini banyak mengajarkan anak pada masa perkembangan. Tak hanya keterampilan bahasa, namun juga belajar memusatkan perhatian hingga mengasah imajinasi. Peneliti menuturkan, anak yang membaca di rumah pada usia prasekolah memiliki kemampuan membaca lebih baik ketika masuk sekolah.
Tiap anak belajar dengan cara yang berbeda. Mengenali hal ini dapat dimanfaatkan orang tua agar anak belajar dan memroses informasi dengan lebih baik. Secara umum, ada tiga kategori gaya belajar yaitu auditori, visual, dan fisik. Untuk anak dengan gaya belajar auditori, akan lebih cepat belajar melalui indera pendengaran, sedangkan gaya belajar visual akan menyerap informasi lebih baik melalui indera penglihatan. Kemudian, gaya belajar fisik perlu menyentuh dan memperagakannya untuk bisa belajar dan mengerti konsep-konsep baru.
Tak hanya orang dewasa, anak-anak juga butuh dihargai. Penelitian menyebutkan, anak-anak yang merasa dihargai orang tuanya, belajar lebih baik dan mendapat nilai lebih baik di sekolah. Sebaiknya orang tua fokus pada proses, dibandingkan hanya sekedar menghargai hasilnya. Hal ini juga dapat membantu menanamkan pemikiran anak bahwa kerja keras yang akan mendukung kesuksesan.
5. Mengasah kecerdasan emosi.
Membangun kecerdasan emosi tak kalah penting dibandingkan kecerdasan kognitif yang diukur dengan IQ. Kecerdasan emosi justru akan membantu perkembangan kemampuan kognitif dan sosial pada anak. Bantu anak batita (bawah tiga tahun) mengenali emosi. Misalnya, ketika ia bertabrakan dengan anak lain, maka orang tua dapat mengatakan hal itu sebagai ketidaksengajaan. Hal itu akan membantu dia merespon secara tepat dan menghindari rasa kesal berlebihan.
6. Mempelajari bahasa asing.
Beberapa manfaat mempelajari bahasa asing antara lain kemampuan komunikasi lebih baik, sekaligus mendorong perkembangan kognitif, kreativitas, matematika, dan sains. Ahli bahasa juga menyebutkan, anak yang belajar bahasa asing juga kemungkinan memiliki kemampuan memecahkan masalah dan berpikir kreatif.
7. Memperkenalkan seni.
Beberapa penelitian menyimpulkan, anak yang mempelajari alat musik memperoleh nilai lebih baik untuk tes bahasa, daya ingat verbal, matematika, dan IQ. Seorang ahli mengatakan, area otak yang dirangsang saat memainkan musik, termasuk mengatur kemampuan baca, matematika, spasial, dan pemecahan masalah. Seni lukis dan kerajinan tangan juga penting untuk proses pembelajaran. Manfaatnya antara lain, mendukung kemampuan akademis dan mengingat lebih baik, mendorong percaya diri dan keterampilan pemikiran yang lebih mandiri.
8. Memberi kesempatan bermain kreatif.
Untuk mengembangkan kreativitas secara alami, orang tua dapat memberi ruang gerak yang mampu merangsang imajinasi anak. Saat memilih mainan, tak perlu mengandalkan yang terbaru atau mahal. Beberapa bahan sederhana seperti kotak kosong, krayon, atau mainan konstruksi bisa menjadi pilihan. Yang tak kalah penting untuk perkembangan otak adalah agar anak cerdas memiliki hubungan erat yang penuh kasih sayang dengan orang tua dan orang-orang di sekelilingnya. Interaksi dengan anak, seperti berbicara atau mendengarkan, sangatlah penting. Upaya orang tua untuk mendorong dan mendukung anak cerdas sangatlah penting. Sesuaikan dorongan dan semangat yang Anda berikan dengan kemampuan dan minat masing-masing anak.
Source: http://www.alodokter.com/8-langkah-membuat-anak-cerdas
0 Response to "8 cara membuat anak cerdas"
Posting Komentar